8 Tips Melawan Kelelahan Orang Tua Menjalani Pandemi

KOLOM DIGITAL EDUCATION OLEH M. GORKY SEMBIRING

Ada anggapan bahwa istilah “kelelahan” hanya berlaku untuk dan akibat dari melakukan pekerjaan. Apa lagi pekerjaan yang bersifat rutin, monoton. Tidak selalu demikian! Kelelahan dapat juga memengaruhi dan berarti lebih dari sekadar akibat bekerja.

Bayangkan, kita bekerja dari pukul delapan pagi sampai dengan pukul lima sore. Ternyata kelelahan bahkan juga terjadi akibat rutinitas yang paling penting dari semua jenis pekerjaan, yaitu mendampingi dan mengasuh anak.

Keletihan atau kelelahan dapat dihindari dengan cara menempatkan diri pada tempat yang sepantas dan selayaknya. Ini berarti bahwa tempat diri itu sejatinya sudah ada. Hanya saja dalam banyak kesempatan dan keadaan tertentu acap salah letak.

Mengapa? Umumnya karena kita tidak melihat diri ini perlu dikenali dan dicintai terlebih dahulu.

Baca juga: Makanan Bernutrisi untuk Kesehatan Ibu Hamil dan Janin

Bagaimana cara mencintai diri sendiri sebenarnya tergambarkan dari cara meminta orang lain untuk mencintai kita. Bahkan ketika tampaknya tidak ada orang lain yang mencintai kita. Ingat, selalu ada seorang istimewa yang tidak pernah berhenti mencintai kita. Yakni diri kita sendiri!

Jadi jangan ikat diri untuk sekedar menang atau unggul. Terpenting adalah memastikan bahwa apa yang kita pikirkan dan lakukan baik dan benar. Beermanfaat bagi semesta. Hindari kewajiban harus berhasil. Justru, kita wajib menjalani dan mengikat hidup agar sesuai cahaya kodrati yang dianugrahkan oleh-Nya.

Tak terasa sudah dua tahun lebih pandemi berlangsung. Banyak orang tua merasakan ribetnya belajar daring. Bahkan terpaksa membatalkan jadwal bermain karena semua kegiatan dilakukan dari rumah. Tak jarang membuat hubungan pasangan orang tua menjadi tegang. Termasuk tantangan lain akibat hilangnya waktu emas bermain bagi anak-anak.

Bermain merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan anak-anak. Selama melakukan pendampingan dan pengasuhan anak di era pandemi, pasti banyak diantara orang tua pernah mengalami rasa frustrasi dan ketidakberdayaan.

Meski tampaknya telah mampu mengatasi hal buruk dari pandemi, kita mungkin memiliki ketakutan yang tetap mengganggu. Takut tentang guncangan apa lagi yang mungkin bakal terjadi. Kekuatiran demikian membuat kita tetap memiliki rasa was-was hingga membuat kewalahan sendiri.

Foto oleh Claudia Wolff dari Unsplash

Untuk mengatasinya, terutama di ujung pendampingan dan pengasuhan anak, perlu mengenali apa itu kelelahan dilihat dari kaca mata orang tua dan anak. Termasuk akibatnya.

Apa sesungguhnya kelelahan orang tua? Maksudnya orang dewasa, orang yang sudah memasuki usia tergolong tua.

Para ahli mengatakan bahwa pengalaman setiap orang mungkin terlihat berbeda dalam menanggapi terkait kelelahan. Termasuk kelelahan terkait akibat pandemi.

Baca juga: Ungkapan Hati Seorang Dokter Menjelang Pernikahan Pasiennya

Pandemi COVID-19 merebak. Ada yang bertanya, apa dan bagaimana kaitan pandemi, pengasuhan anak dan keletihan atau kelelahan? Kelelahan dalam konteks ini digambarkan sebagai kondisi kronis yang dihasilkan dari tingkat stres pengasuhan yang tinggi. Stres akibat ketidaksesuaian antara tuntutan pengasuhan dan sumber daya yang tersedia bagi orang tua untuk memenuhi tuntutan itu.

Artinya, orang tua telah memikul beban teramat berat untuk waktu relatif lama. Keadaan itu sangat mempengaruhi kondisi emosional yang dapat berlangsung dan bertahan dalam kurun waktu lama.

Bagaimana kelelahan sebagai orang yang sudah tua (dewasa) mempengaruhi kita yang memang juga berperan sebagai orang tua? Artinya punya keluarga, suami atau istri dengan anak-anak.

Parents Guide
Parents Guidehttp://www.burhanabe.com
Info seputar parenting, mulai dari kehamilan, tumbuh kembang bayi dan anak, serta hubungan suami istri, ditujukan untuk pasangan muda.

Related Posts

Comments

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories