8 Tips Melawan Kelelahan Orang Tua Menjalani Pandemi

3. Sesuaikan dan Turunkan Komitmen
Menjauhlah dari kalender! Hapus jadwal dari komitmen yang berlebihan. Hindari berkegiatan terjadwal yang memberatkan. Dengan begitu ada ruang dan waktu yang memungkinkan kita berkesempatan bernapas lega. Hal ini sangat dibutuhkan membuat jiwa raga bugar kembali.

Setelah memilki kesegaran baru, ajak keluarga secara bersama-sama berkegiatan. Bisa berupa menari, bermain tenis meja atau olah raga lain dan membaca buku. Bisa juga kegiatan seni, seperti bernyanyi bersama, melukis dan memahat. Selingan seperti ini sangat baik membuat jiwa dan raga kita menemukan kembali keutuhannya. Artinya, kegiatan yang bervariasi menjadi jalan menyegarkan kembali semua keletihan yang diakibatkan pandemi.

4. Sediakan Waktu Bermeditasi
Dalam keadaan tertentu, baik juga meluangkan waktu melakukan meditasi. Meditasi merupakan salah satu cara paling kuat yang tersedia untuk melindungi otak dan tubuh dari rasa kewalahan. Membantu melindungi sistem saraf dari efek stres dengan memanfaatkan respons relaksasi tubuh secara alami.

Bagaimana cara memulainya?

Supaya tidak menjemukan, mulailah dari yang kecil. Mulai dengan latihan pernapasan sederhana. Agar teratur, bisa mengikuti pola meditasi sederhana melalui video di Youtube. Kita bahkan dapat melibatkan anak-anak dalam aktivitas bermanfaat bagi seluruh keluarga.

Baca juga: Pembahasan RUU KIA: Komitmen Bersama Wujudkan Kesejahteraan Ibu dan Anak

Melibatkan anak-anak dalam meditasi membantu mengajari mereka keterampilan mengatasi kehidupan yang berharga dan dapat berfungsi sebagai cara melakukan set ulang energi. Cukup dilakukan di rumah. Orang tua yang melakukan kegiatan meditasi dengan anak-anak secara teratur di rumah dayakini dapat menguatkan ikatan antar-sesama anggota keluarga.

5. Memupuk dan Mengembangkan Hobi
Salah satu cara sederhana terhubung kembali dengan batin, melakukan kegemaran dari, oleh dan untuk diri sendiri. Sering disebut hobi. Mengisi waktu luang dengan hobi akan meningkatkan kebeningan dan keheningan serta suasana hati. Raga dan jiwa yang bugar menciptakan suasana kondusif dan positif. Pada saat bersamaan, menjalankan hobi akan menurunkan “mood” negatif. Juga mengurangi stres dan menormalkan detak irama jantung.

Kegiatan kreatif seperti melukis, memainkan alat musik, atau menulis dapat mengisi kembali “cangkir emosional” kita yang mungkin saja sudah mendekati nihil mkarena keleahan. Kita akan menemukan “imbalan” lebih besar dari menjalankan hobi. Menjalankan hobi membawa kita keluar dari rutinitas dan lingkungan internal yang menjemukan.

Melakukan aktivitas di luar rumah yang memberi kegembiraan juga merupakan jalan mengimbangi beberapa kelelahan. Jika kita merasakan “lapar” secara sosial, memulai hobi yang melibatkan teman merupakan bonus. Karena akan membawa kita keluar dari rutinitas membosankan.

Hobi yang tepat bisa datang dengan bonus tersembunyi lainnya bagi kita sebagai orang tua dalam melakukan pendampingan dan pengasuhan anak-anak.
Ingat, berhubungan kembali dengan sesuatu yang kita sukai ketika masih kecil misalnya, benar-benar dapat membantu kita terhubung dan berhubungan dengan anak-anak dalam nuansa dan suasana lebih baik. Salah satu cara menemukan kegembiraan bersama secara bersama-sama.

6. Luangkan Waktu Bersama Sahabat
Pandemi berdampak pada kehidupan sosial dan harus dihadapi. Jika merasa terisolasi dari teman selama dua tahun terakhir, itu mungkin berkontribusi pada rasa kelelahan yang kita alami. Jadi, sudah waktunya kembali lagi menumbuhkan keinginan bersosialisasi secara alami dengan cara menjangkau para sahabat.

Foto oleh Bewakoof-com-Official dari Unsplash

Menggunakan waktu tertentu bersama para sahabat akan menawarkan jalan keluar untuk melepaskan diri dari stres karena melulu mengasuh anak di rumah. Bersilaturahmi dengan sahabat juga menawarkan kesempatan saling mendukung dan menormalisasi keadaan yang sedang diperjuangkan semua orang.

Bagi sebagian orang, gagasan menggunakan waktu bersama sekelompok orang atau bahkan dengan satu orang lain mungkin masih terasa tidak nyaman. Malah mungkin tidak berhasil karena alasan kesehatan. Tak mengapa! Ada cara lain untuk terhubung kembali jika belum mungkin bertemu langsung.

Misalnya belum tepat waktunya jika harus melakukan piknik atau jalan-jalan, dapat memanfaatkan media. Menjadwalkan kegiatan melalui Zoom. Atau hanya sekedar bertelepon, saling sapa melalui whatsapp.

7. Ciptakan Ruang untuk Diri Sendiri
Mengambil libur atau libur dari anak-anak baik dilakukan untuk mencegah kelelahan. Tetapi di saat tidak bisa meninggalkan rumah, harus mempertimbangkan membuat tempat yang aman untuk berlindung bagi anak-anak di rumah.

Foto oleh David Cajilima dari Unsplash

Apakah ada ruang di rumah yang bisa diubah menjadi zona bebas anak? Mungkin menunjuk kamar tidur sendiri sebagai surga pribadi. Atau, memilih kursi khusus di teras untuk diri sendiri. Beri tahu anak-anak, agar tidak mengganggu untuk sementara waktu. Sedang butuh “me time!”

8. Temukan Terapi sebagai Upaya Pamungkas
Bagi beberapa orang tua, pendekatan melakukan “penyembuhan kelelahan” dengan diri sendiri malah gagal melulu. Tetap tidak dapat mengurangi perasaan tak berdaya. Tetap frustrasi dan tak jarang kondisi kewalahan makin menjadi. Di titik ini, pertimbangkan berbicara dengan profesional kesehatan mental. Perlu konsultasi.

Pikiran memiliki cara ampuh menarik hal-hal yang selaras dengannya, ekstrimya antara baik atau buruk. Pikiran adalah cermin yang lentur. Jadi wajib melakukan penyesuaian agar mampu melihat dunia dan kehidupan lebih utuh. Begitu pola pikir berubah, segala sesuatu di luar akan berubah seiring dengan itu.

Mengupayakan lepas dari kelelahan, artinya menemukan kebahagiaan dalam menghadapi dan menjalin pandemi dan implikasinya. Hal ini sangat terkait erat dengan pola pikir kita, bukan dengan keadaan luar.

Seperti kata Carol Dweck, “Bayangkan otak dan pikiran kita membentuk koneksi baru saat menghadapi tantangan sekaligus belajar. Lanjutkan!”

Bagaimana pandangan orang tua, anak-anak dan keluarga yang menghadapi kelelahan dewasa?

Apa pun tantangan yang dialami sebagai orang tua selama pandemi, ada harapan untuk masa depan lebih cerah. Saat virus mencapai tahap endemi, banyak faktor yang membuat dua tahun terakhir begitu sulit hilang. Hal ini memungkinkan kita kembali ke kehidupan yang lebih mudah diatur, sehingga tidak membuat keadaan menjadi terlalu stres.

Menjaga semangat tetap penting. Dalam keadaan khusus, mendapatkan bantuan, mencari konseling, atau strategi lain dapat membantu memulihkan kegembiraan kita dalam mengasuh dan mendampingi anak. Saat mengambil langkah untuk pulih dari kelelahan sebagai orang tua, ingat memberi diri sendiri ruang dan waktu memadai. Yakinkan diri bahwa bahwa fase ini tidak akan selamanya begitu.

Sebagai orang tua, wajib bersikap lembut terhadap anak-anak. Sedapat mungkin harus mampu menyesuaikan harapan mereka meski kondisi saat ini bukan saat yang mudah. Kesehatan mental itu mutlak. Jadi, utamakan kesehatan mental dengan cara mengelola stres dengan baik. Menjaga lingkungan agar selalu damai. Semua prakondisi ini harus terjadi dan ada di rumah.

Baca juga: Rekomendasi AAP: Cegah Kematian Bayi Mendadak Saat Tidur

Sebagian besar hal penting di dunia dicapai oleh mereka yang terus berusaha ketika tampaknya tidak ada harapan sama sekali. Umumnya, pekerjaan atau perubahan besar dilakukan bukan semata karena kekuatan, tetapi justru ketekunan. Ada pula saat harus berjuang lebih dari sekali agar mampu maju.

Jadi biasa-biasa saja mengupayakan perubahan dan penyesuaian demi perbaikan. Ingat, orang takut membuat kekeliruan ujungnya tidak akan pernah mencoba hal baru.

Tanamkan di sanubari bahwa tantangan membuat hidup semakin menarik. Mampu mengatasi tantangan menjanjikan hidup menjadi lebih hidup dan jauh lebih bermakna.

Sumber inspirasi dan dikembangkan dari
https://www.healthline.com/health/parenting/covid-parent-burnout#tips-for-coping

Maximus Gorky Sembiring adalah seorang pegiat pembelajaran
sepanjang hayat & praktisi pendidikan jarak jauh serta guru
besar Manajemen Pendidikan Jarak Jauh di Universitas Terbuka.

Foto utama oleh Kelly Sikkema dari Unsplash

Parents Guide
Parents Guidehttp://www.burhanabe.com
Info seputar parenting, mulai dari kehamilan, tumbuh kembang bayi dan anak, serta hubungan suami istri, ditujukan untuk pasangan muda.

Related Posts

Comments

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories