Perjuangan Orang tua Mencari Kesembuhan bagi Anaknya yang Terkena Kanker

Unit Kerja Koordinasi Hematologi-Onkologi Anak Ikatan Dokter Anak Indonesia, sebagai organisasi yang mempunyai kepentingan agar obat ini tersedia di Indonesia, pernah melakukan dialog dengan salah satu petinggi BPOM saat itu(sebelum pandemi) di Tangerang Selatan. Sekalipun sudah diberikan bukti-bukti ilmiah dari jurnal-jurnal internasional, protokol dari luar negeri sebagai bukti bahwa 6MP digunakan di seluruh dunia, tetap ujung-ujungnya 6MP tidak boleh beredar di Indonesia.

Orang tua selalu menanyakan apa dampaknya kalau anak mereka tidak mengkonsumsi obat 6MP kepada dokternya masing-masing. Jawabannya tentu pengobatan yang sedang berlangsung menjadi tidak sempurna dengan segala kemungkinan yang dapat terjadi, salah satunya adalah kekambuhan dari leukemianya.

Jika kebetulan orang tua anak berasal dari kalangan orang yang mampu, saya menganjurkan mereka untuk pergi ke negara tetangga Singapura untuk membeli 6MP di sana. Berbekal resep dan surat pengantar dari saya, orang tua berangkat ke sana untuk berjumpa dengan teman sejawat saya sesama dokter ahli kanker anak. Menyadari betapa sulitnya mendapat 6MP di Indonesia, teman sejawat saya ini sering memberikan pasien saya 6MP sejumlah tablet yang dibutuhkan sampai protokol selesai. 

Bagi anak yang berasal dari keluarga tidak mampu, biasanya mereka mengandalkan yayasan-yayasan yang bergerak di bidang kanker anak. Bersyukur yayasan-yayasan ini, dengan caranya masing-masing, dapat menghadirkan 6MP di Indonesia. Ada yang menghibahkannya ke rumah sakit dan rumah sakit selanjutnya akan memberikan obat itu secara cuma-cuma kepada anak yang membutuhkan. Ada juga yayasan yang mengelolanya sendiri dan memberikannya secara cuma-cuma juga.

Baca juga: Sains di Balik Beragam Ulah Si Kecil yang Menggemaskan

Saya masih ingat beberapa tahun yang lalu, ketika saya sedang belajar di Belanda,  sebuah yayasan meminta bantuan saya untuk membawa 6MP dari Belanda ke Indonesia. Mereka sudah transfer uangnya kepada teman mereka di Belanda, saya hanya ditugaskan untuk membawanya saja ke Indonesia. Saya juga dibekali surat pengantar pada saat itu dari seseorang yang bertugas di Kementerian Kesehatan. 

Pernah juga saya meminta tolong kepada seorang ahli farmasi di rumah sakit tempat saya bekerja untuk beli 6MP di Malaysia. Kebetulan beliau punya teman yang profesinya sama sebagai ahli farmasi dan bekerja di apotik yang kebetulan menjual 6MP. Yayasan membelikan tiket pulang pergi Jakarta -Kuala Lumpur dan memberikan sejumlah uang untuk membeli 6MP yang dibutuhkan. Obat tersebut, sesampainya di Jakarta, tetap diberikan secara cuma-cuma. Tidak ada keluarga pasien yang diminta bayaran.

Kalau mau diceritakan, banyak sekali cara yang dilakukan oleh orang tua untuk memperoleh obat yang satu ini. Tidak ada henti-hentinya mereka memutar otak untuk bisa memperoleh obat yang dibutuhkan untuk kesembuhan anaknya.

Melihat kenyataan ini, saya jadi berpikir, “Apa lagi yang bisa saya lakukan untuk membuka mata BPOM agar obat ini dapat beredar bebas di Indonesia? Orang luar negeri, termasuk teman-teman sejawat saya di luar negeri saja peduli terhadap anak-anak kanker di Indonesia. Mengapa BPOM, yang isinya orang-orang Indonesia, tidak mau memperjuangkannya?” Tentunya hanya Tuhan dan orang-orang di institusi itu saja yang tahu.

Saya hanya bisa berkata kepada para orang tua untuk tetap semangat berjuang. Jangan berhenti berharap. Tuhan pasti bukakan jalan bagi umatnya yang selalu berharap pada-Nya.

Foto utama oleh Karolina Grabowska dari Pexels

Related Posts

Comments

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories