Home Blog Page 175

Ungkapan Hati Seorang Dokter Menjelang Pernikahan Pasiennya

0

Oleh Dr. Edi Setiawan Tehuteru, Sp.A(K), MHA.

Menjelang tengah malam, terdengar nada panggil telepon genggam. Ketika dibuka, ternyata seorang anggota keluarga pasien yang menanyakan alamat rumah karena ia ingin mengirimkan surat undangan pernikahan keponakannya yang adalah pasien saya.

Sudah lama tidak mendengar kabar dari mereka dan ketika mendapat undangan tersebut, perasaan saya senang sekali hingga tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata.

Pasien saya ini, yang selalu saya panggil dia dengan namanya yaitu Difa, adalah seorang remaja yang terkena kanker tulang. Perjuangannya panjang, penuh lika-liku, namun dapat berakhir dengan kebahagian.

Ketika pertama kali bertemu dengannya, saya melihat dia sebagai seorang anak remaja yang energik, aktif, memiliki cita-cita yang tinggi, dan masih banyak lagi lainnya yang rasanya tidak cukup untuk saya tuliskan saat ini.

Baca juga: Bagaimana ASI Cegah Kanker Payudara? Simak Penjelasan Dr. Edi Setiawan Berikut Ini!

Bagaimana tidak, dia anggota OSIS, masuk dalam tim bola basket sekolah, dan saya yakin dia juga mengikuti kegiatan-kegiatan lain yang diselenggarakan sekolahnya. Itu mengapa sangat berat rasanya saat itu ketika harus menyampaikan kabar buruk kepada Difa dan kedua orangtuanya bahwa ia terkena kanker tulang.

Dokter sebelumnya mengatakan bahwa kakinya harus diamputasi. Keluarga kemudian membawanya kepada saya untuk mendapatkan pendapat kedua. Saat itu memang tidak ada pilihan lain kecuali amputasi. Sekalipun saya dan dokter sebelumnya menyatakan harus amputasi, Difa dan keluarga masih mau berjuang supaya tidak diamputasi.

Belajar dari pengalaman saya menangani pasien lain dengan kasus yang sama, saya rujuk Difa ke sejawat saya yang pernah melakukan intra-arterial kemoterapi. Siapa tahu ia dapat melakukan sesuatu yang lebih dari apa yang bisa saya lakukan untuk mempertahankan kakinya.

Ternyata sejawat saya merujuk Difa ke teman sejawatnya lagi yang berada di daratan Tiongkok. Dokter-dokter di sana mau memperjuangkan kaki Difa agar tidak diamputasi dengan melakukan kemoterapi. Namun, setelah dikemoterapi, ternyata respon pengobatan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Dokter mengatakan bahwa tidak ada jalan lain kecuali harus mengamputasinya.

Mendengarkan kabar ini dari orangtuanya, saya merasa khawatir akan kondisi psikologis Difa. Bagaimana tidak, anak yang aktif, salah satu pemain inti di tim bola basket sekolah harus kehilangan kakinya. Pasti Difa akan mengalami goncangan berat dalam hidupnya karena tidak dapat bermain basket lagi seperti biasa. Dia pasti akan kehilangan masa-masa indah itu.

Apa lagi dia masih remaja dan saya yakin masih banyak keinginannya yang ingin ia gapai. Itulah yang berkecamuk di dalam hati dan pikiran saya setelah mendengar kabar kalau Difa akhirnya harus diamputasi juga.

Selesai amputasi, Difa tetap harus menjalani kemoterapi untuk mengejar sisa dari sel-sel kanker yang ada agar tidak sempat menyebar ke paru. Mengingat siklus kemoterapi yang harus dijalani cukup banyak, Difa mengajukan permohonan agar sebagian kemoterapi dapat dilakukan di Jakarta. Apa yang dinginkannya dikabulkan oleh dokter di Tiongkok. Difa dapat melanjutkan kemoterapi di Jakarta dengan saya.

Sebelum bertemu kembali dengan Difa, timbul kekhawatiran lagi dalam hati dan pikiran saya. Saya membayangkan wajahnya yang cemberut karena mungkin belum dapat menerima kenyataan yang harus dia hadapi. Secara jujur, saya tidak tahu harus bersikap apa dan harus berbicara apa ketika berhadapan langsung dengannya.

Ketika ia dan keluarga berkunjung ke poliklinik untuk mempersiapkan kemoterapi selanjutnya, apa yang saya alami ternyata tidak sesuai dengan apa yang saya bayangkan sebelumnya. Mukanya tenang bahkan ada senyum yang menghiasi wajahnya.

Akhirnya saya memberanikan diri untuk mulai berbicara kepadanya tanpa menyinggung masalah kakinya. Kami berkomunikasi seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Kata demi kata, kalimat demi kalimat mengalir begitu saja keluar dari mulut kami berdua. Saya bersyukur kepada Tuhan karena Difa dapat melalui semua ini dengan ikhlas.

Menurut saya, hal inilah yang membuat Difa dapat bertahan. Di balik kakinya yang harus diamputasi, terdapat hati yang ikhlas dan gembira. Bagi anak-anak yang terkena kanker, hati yang gembira adalah obat yang dapat mendukung proses penyembuhannya. Hati yang gembira, itulah kata kuncinya yang membuat Difa dapat bertahan hingga saat ini.

Tidak mudah bagi seorang remaja untuk memiliki mental seperti Difa. Kebanyakan, kalau sudah begini, biasanya mereka akan menyerah. Difa adalah seorang pejuang. Sekalipun kakinya telah diamputasi, ia tetap tidak mau mengalah dengan keadaan. Ia masih bermain bola basket, namun kali ini ia men-drible bola sambil duduk di kursi roda.

Baca juga: Untuk Pelayanan Terbaik, 6 RS Kemenkes Bangun Gedung Layanan Kesehatan Ibu dan Anak

Sepengetahuan saya, Difa bahkan sudah pernah mewakili Indonesia di Asian Games melalui cabang olahraga bola basket kursi roda. Sekalipun hanya membaca beritanya di media sosial, saya turut bangga dan bahagia karena Difa mampu melalui drama kehidupannya yang saya sebut penuh lika-liku.

Satu hari menjelang Natal tahun 2022 ini, Difa akan memulai babak baru dalam kehidupannya. Ia akan menikah dengan lelaki pujaan hatinya. Saya bersyukur kepada Tuhan yang telah mengirimkan seseorang yang mau dan dapat menerima Difa apa adanya.

Semua pasien-pasien saya selalu saya anggap sebagai anak saya sendiri. Sebagai orangtua, saya akan terus mendoakan Difa agar Difa dapat terus memiliki hati yang gembira. Bukan lagi hati yang gembira di tengah kesusahan, namun benar-benar hati yang gembira di tengah sukacita pernikahan dan perjalanan hidupnya di masa yang akan datang. Selamat berbahagia ‘nak, Tuhan memberkati.

Aceh Sebagai Tuan Rumah API Award 2022 juga Berjaya Menjadi Juara Umum

0

Salam Sehat, Salam Pesona Indonesia….
Anugerah Pesona Indonesia 2022 telah selesai terselenggara dengan baik. Penyerahan
piala penghargaan untuk penyelenggaraan kali ini dilakukan melalui Malam Puncak yang
diadakan di Kota Banda Aceh dengan Provinsi Aceh sebagai tuan rumah penyelenggaraan.

Pada penyelenggaraan tahun ini tercatat terdapat 134 Kabupaten/Kota serta 34 Provinsi yang terlibat dalam menampilkan pariwisata terbaiknya sebagai nominasi di ajang Anugerah Pesona Indonesia tahun ini. Panitia Penyelenggara juga mencatat bahwa dalam penyelenggaraan kali ini, terdapat sebanyak 483.548 vote yang masuk, dimana sekitar 20% berasal dari audiens di luar negeri.

Pembukaan Malam Puncak API Award 2022

Disamping itu, tercatat bertambah banyak Kabupaten/Kota baru yang mulai bergeliat
dan menunjukkan kiprah dan prestasinya di ajang Anugerah Pesona Indonesia, seperti
Kabupaten Nagekeo, Kabupaten Manggarai Timur, Kabupaten Kolaka, Kabupaten Aceh
Timur, Kota Subulussalam dan masih banyak lagi yang meraih penghargaan pada
penyelenggaraan tahun ini.

Hal tersebut merupakan sesuatu yang menggembirakan karena menjadi bukti
bahwa dalam perjalanan pelaksanaan nya sejak dimulai pada tahun 2016, Anugerah
Pesona Indonesia saat ini sudah menjadi bagian dari promosi destinasi dan produk
pariwisata di Indonesia. Sudah lebih dari 1100 destinasi ataupun produk pariwisata yang
di angkat dan semakin dipopulerkan melalui ajang Anugerah Pesona Indonesia.

Selain itu, ajang ini juga memberikan edukasi kepada para penggerak pariwisata di
daerah, dalam mengajak berbagai pihak untuk berperan serta aktif dalam meningkatkan
kepedulian terhadap pariwisata di daerah, serta bagaimana cara untuk mempromosikan
nya dengan massif dan efektif.

Dan yang terutama, Anugerah Pesona Indonesia selalu berupaya memberikan kesadaran
kepada Pemerintah Daerah bahwa Pariwisata merupakan sumber daya tidak terbatas
yang tidak akan ada habisnya. Jika sumber daya alam bisa habis pada waktunya, maka
Pariwisata akan terus hidup dan merupakan leading sector yang mempunyai banyak
sekali turunan bidang usaha yang terkait didalamnya.

Mudah-mudahan, apa yang sudah dibangun selama perjalanan waktu 7 tahun ini dapat
menjadi sumbangsih bagi kemajuan Pariwisata Indonesia selanjutnya.

Ucapan selamat juga diberikan kepada Provinsi Aceh yang keluar sebagai Juara Umum Anugerah Pesona Indonesia 2022. Tidak hanya disitu, tetapi Provinsi Aceh juga melakukan sapu bersih dengan menyabet gelar Juara Favorit melalui nominasi dari Kota Langsa. Dalam kesempatan ini Provinsi Aceh juga mencatat sejarah sebagai provinsi yang untuk pertama kalinya mencatat prestasi sebagai juara umum secara berturut-turut.

Penyelenggara Anugerah Pesona Indonesia juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh Kementerian yang telah memberikan apresiasi maupun dukungan terhadap penyelenggaraan kegiatan Anugerah Pesona Indonesia. Terutama kepada Kementerian Hukum & HAM yang ikut berpartisipasi dalam rangka memberi kepastian hukum di bidang pariwisata. Diantaranya adalah dengan pemberian sertifikat Hak Kekayaan Intelektual bagi produk-produk pariwisata yang masuk menjadi nominasi di ajang API.

Tak lupa ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pemerintah Provinsi Aceh atas kesediaannya menjadi Tuan Rumah Penyelenggaraan acara Malam:Puncak Anugerah Pesona Indonesia 2022.

Targetkan 95% Anak Diimunisasi Polio, Sub Pekan Imunisasi Nasional Digelar di Aceh

0

Kementerian Kesehatan telah memulai pemberian imunisasi polio serentak selama sepekan, yang ditargetkan kepada 95.603 anak berusia 0-12 tahun di Kabupaten Pidie, Aceh pada Senin (28/11).

Imunisasi polio massal bertajuk Sub Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN) ini, dilaksanakan sebagai tindaklanjut dari Kejadian Luar Biasa Polio di wilayah tersebut beberapa waktu lalu.

”Hari ini, kita telah mulai memberikan imunisasi polio massal kepada anak-anak di Kabupaten Pidie. Alhamdulillah, hari ini sudah 14.000 anak yang diimunisasi,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Maxi Rein Rondonuwu saat ditemui usai pencanangan Sub PIN di Alun-Alun Kota Sigli, Aceh (28/11).

Baca juga: Rekomendasi AAP: Cegah Kematian Bayi Mendadak Saat Tidur

Lebih lanjut, Dirjen Maxi menyebutkan selain di Kabupaten Pidie, Sub PIN Polio juga akan dilaksanakan di 21 Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh. Pelaksanaanya akan dilakukan secara bertahap, sejumlah 2 putaran dengan target sasaran sekitar 1.217.939 anak rentang usia 0-12 tahun.

Secara rinci, Sub PIN putaran pertama dilaksanakan di Kabupaten Pidie mulai 28 November 2022, di Kota Banda Aceh, Aceh Besar, Pidie Jaya, Bireun, Aceh Utara dan Kota Sabang akan dimulai 5 Desember, sedangkan untuk kabupaten/kota lain di Provinsi Aceh akan dimulai pada 12 Desember 2022.

Sementara Sub PIN putaran kedua, akan dimulai minggu ke-4 Januari 2023 meliputi seluruh wilayah di Provinsi Aceh.



Pada masing-masing putaran, akan menggunakan vaksin novel Oral Polio Vaccine Type 2 (nOPV2) kemasan 50 dosis per vial yang diproduksi oleh PT. Biofarma. Vaksin ini digunakan hanya pada pelaksanaan Sub PIN dalam rangka penanggulangan KLB Polio tipe 2.

”Masing-masing putaran Sub PIN akan dilaksanakan dalam waktu 1 minggu ditambah 5 hari sweeping. Jarak minimal antarputaran adalah satu bulan, dengan target capaian sekurang-kurangnya 95% merata di seluruh wilayah,” terang Dirjen Maxi.

”Kita harapkan target tersebut bisa tercapai, namun bila masih ditemukan risiko penularan, maka akan dilakukan Sub PIN putaran berikutnya. Hal ini untuk memastikan penularannya benar-benar bisa kita hentikan,” imbuh Dirjen Maxi.

Oleh karena itu, Dirjen Maxi menekankan bahwa dukungan dan peran serta semua pihak di jajaran pemerintahan, dan segenap lapisan masyarakat sangat diperlukan untuk menyukseskan kegiatan tersebut.

Utamanya dukungan dari para orang tua dengan mengajak putra-putrinya, dari usia 0 bulan sampai dengan 12 tahun termasuk pendatang, tanpa memandang status imunisasi sebelumnya untuk datang ke fasilitas pelayanan kesehatan atau pos imunisasi terdekat untuk mendapatkan imunisasi Polio.

”Mari bersama kita lindungi anak-anak kita dari polio dan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi lainnya. Ayo bawa anak-anak kita ke puskesmas, posyandu maupun pos pelayanan imunisasi lainnya untuk mendapatkan imunisasi,” pesan Dirjen Maxi.

Sebelumnya, pada 9 Oktober 2022 dilaporkan 1 kasus lumpuh layuh akut atau AFP pada anak usia 7 tahun di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh. Setelah dilakukan pengambilan sampel tinja dan pemeriksaan di laboratorium, didapatkan hasil polio VDPV tipe 2.

Dirjen Maxi menjelaskan kondisi ini dapat terjadi karena beberapa hal, salah satunya karena cakupan imunisasi di Kabupayen Pidie yang rendah. Berdasarkan data yang diterima dari Provinsi Aceh, diketahui bahwa cakupan imunisasi polio di Provinsi Aceh dan Kabupaten Pidie sangat rendah selama beberapa tahun. Rendahnya cakupan imunisasi menjadi sebuah ancaman bagi kita untuk mempertahankan status bebas polio.

Baca juga: Makanan Bernutrisi Untuk Kesehatan Ibu Hamil dan Janin

Sementara penyakit polio adalah penyakit yang hanya dapat dicegah dan diberantas dengan vaksinasi, karenanya pemberian vaksinasi dosis lengkap mutlak harus diberikan.

Selain untuk melindungi anak-anak dari transmisi virus polio, pemberian imunisasi massal diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya para orang tua akan pentingnya imunisasi untuk memastikan anak-anak terlindungi dari ancaman penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

Foto utama oleh Muradi dari Unsplash

Makanan Bernutrisi untuk Kesehatan Ibu Hamil dan Janin

0

Pops, ibu yang sedang dalam masa hamil, tentu memiliki kebutuhan gizi yang lebih tinggi. Semakin besar usia kehamilannya, maka kebutuhan asupan gizi akan selalu bertambah mulai 180-300 kilo kalori setiap harinya. Oleh karena itu, seorang ibu hamil harus mencukupi dirinya dengan asupan yang memiliki nilai manfaat dan bukan hanya sekedar membuat kenyang saja.

Makanan dengan nutrisi yang cukup, sangatlah penting dalam mendukung proses kehamilan bisa berjalan lancar dan janin yang ada dalam kandungan, bisa berkembang sesuai dengan usia kehamilan sampai masa kelahiran tiba. Karena bila kebutuhan nutrisi ini kurang terpenuhi, akan berdampak pada perkembangan janin yang ada dalam kandungan.

Makanan Yang Disarankan

Pada setiap trimester kehamilan, ibu hamil harus meningkatkan asupan makanan yang memiliki kecukupan nutrisi. Hal ini seiring dengan perkembangan janin dalam kandungan, yang tentu akan semakin banyak membutuhkan asupan. Oleh karena itu, disarankan bagi ibu hamil untuk bisa memenuhi kebutuhan nutrisi baik bagi dirinya maupun bagi janin.

Ada beberapa jenis makanan yang disarankan untuk dikonsumsi oleh Moms selama proses kehamilannya. Beberapa jenis makanan ini antara lain adalah:

Baca juga Pembahasan RUU KIA: Komitmen Bersama Wujudkan Kesejahteraan Ibu dan Anak

  • Ikan Salmon

Jenis ikan yang hidup di air deras ini sangat baik guna membantu perkembangan otak dan mata pada janin. Sebab, ikan salmon memiliki kandungan asam lemak omega 3 yang paling baik.

Mengkonsumsi ikan salmon juga sangat baik untuk meningkatkan kualitas tulang karena di dalam daging ikan salmon terdapat kandungan vitamin D alami yang sangat tinggi.

Sementara bagi janin, kandungan vitamin D pada ikan salmon ini sangat berperan dalam membantu membentuk sistem kekebalan tubuh janin. Dengan begitu, kesehatan janin selama dalam kandungan bisa terjaga karena kebutuhan nutrisi yang tercukupi.

  • Telur

Dengan mengkonsumsi satu butir telur utuh, mampu mencukupi 25 persen dari total angka kecukupan gizi untuk ibu hamil. Hal ini karena pada sebutir telur mengandung 113 miliar kolin.  Manfaat kolin bagi perkembangan janin sangatlah besar. Sebab, kolin mendukung perkembangan otak serta kesehatan janin.

Di dalam telur, juga terkandung protein, zat besi serta asam folat. Semua zat ini sangat baik dan dibutuhkan oleh ibu hamil untuk menjaga kesehatannya dan juga janin yang dikandung.

Pembahasan RUU KIA: Komitmen Bersama Wujudkan Kesejahteraan Ibu dan Anak

0

Pemerintah Republik Indonesia bersama Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) melaksanakan pembahasan Rancangan Undang-Undang tentang Kesejahteraan Ibu dan Anak (RUU KIA) di Gedung Nusantara II pada Senin (28/11).

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga menyampaikan, Pemerintah siap melakukan pembahasan RUU KIA secara lebih mendalam dan menyeluruh. RUU ini merupakan wujud komitmen bersama antara pemerintah dan DPR dalam mengatur kesejahteraan ibu dan anak, termasuk sebagai upaya mencegah dan mengatasi kematian ibu, kematian bayi, stunting, serta berbagai permasalahan lainnya.

“Pemerintah menyambut baik adanya inisiatif DPR RI untuk penyusunan RUU KIA. Kesejahteraan ibu dan anak meliputi sejahtera secara fisik, psikis, sosial, ekonomi, dan spiritual yang merupakan satu kesatuan yang saling memengaruhi, sehingga ibu yang kesejahteraannya terjamin akan melahirkan anak yang bertumbuh kembang dengan baik sebagai sumber daya manusia unggul dan generasi penerus bangsa di masa depan,” ujar Menteri PPPA dalam keterangan tertulisnya.

Baca juga: Rekomendasi AAP: Cegah Kematian Bayi Mendadak Saat Tidur

Sebelumnya, KemenPPPA sebagai leading sector penyusunan Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) RUU KIA telah melakukan dialog dan konsultasi bersama lembaga masyarakat, akademisi, tokoh masyarakat, serikat pekerja, organisasi profesi, media massa, dunia usaha, dan unsur lainnya. DIM RUU KIA telah selesai dan diparaf oleh Menteri PPPA, Menteri Sosial, Menteri Ketenagakerjaan, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagai perwakilan Presiden RI pada Agustus 2022 lalu.

“Dari sisi sistematika, Pemerintah mengajukan DIM yang terdiri dari VIII BAB dan 41 pasal. Dari sisi substansi, Pemerintah mengajukan agar RUU KIA mengatur antara lain Hak dan Tanggung Jawab; Penyelenggaraan Kesejahteraan Ibu dan Anak; Data dan Informasi; Pendanaan; serta Partisipasi Masyarakat,” kata Menteri PPPA.

Lebih lanjut, Menteri PPPA menjelaskan, upaya penyelenggaraan kesejahteraan ibu dan anak, meliputi perencanaan, pelaksanaan, pembinaan, pengawasan, evaluasi, serta tugas wewenang dan koordinasi menjadi titik berat Pemerintah dalam DIM RUU KIA. “Pemerintah juga memastikan DIM akan memperkuat koordinasi lintas sektor dan fungsi yang melibatkan Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah, dalam menyelenggarakan kesejahteraan ibu dan anak,” tutur Menteri PPPA.

Menteri PPPA menegaskan, melalui DIM yang telah disampaikan kepada DPR RI, Pemerintah tidak hanya memperhatikan pemenuhan hak ibu yang bekerja, tetapi juga ibu dengan kerentanan khusus. “Agar mereka memperoleh hak terkait dengan kerentanannya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan,” pungkas Menteri PPPA.

Baca juga: Hari Guru Nasional: Kisah Kiprah Guru Ditampilkan dalam Video Inspiratif, Hadiah untuk Guru Hebat Indonesia

Dalam rapat tersebut, Ketua Komisi VIII DPR RI, Ashabul Kahfi menetapkan Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Diah Pitaloka sebagai Ketua Panitia Kerja (Panja) RUU KIA yang akan mengawal pembahasan DIM RUU KIA yang diajukan oleh Pemerintah hingga proses pengesahan nantinya.

Foto utama oleh Motrek Bali dari Unsplash

Rekomendasi AAP: Cegah Kematian Bayi Mendadak Saat Tidur

0

“Pernahkah Moms and Pops menemukan kejadian bayi meninggal saat tertidur tanpa sebab yang pasti?”

Kolom dr. Laksmita Dwana, S.S

Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) adalah kejadian kematian pada bayi usia di bawah satu tahun tanpa kejelasan sebab yang pasti, biasanya terjadi ketika bayi sedang tertidur. SIDS terkadang juga disebut sebagai cribs death dikarenakan tempat kejadiannya sering kali di atas tempat tidur.

Meskipun penyebab pastinya masih belum diketahui secara jelas, SIDS dikaitkan dengan adanya kelainan pada bagian otak bayi yang mengendalikan pola pernafasan dan pola tidur-bangun. Peneliti telah mengemukakan berbagai faktor risiko yang dapat memperbesar kemungkinan seorang anak mengalami SIDS.

Tak hanya faktor risiko, tetapi juga peneliti telah mencoba mengidentifikasi cara mencegah atau mengurangi resiko terjadinya SIDS.

Dikarenakan resiko terjadinya SIDS cenderung lebih tinggi pada anak usia di bawah satu tahun, tentunya penting bagi para orang tua baru untuk memahami kejadian ini dan melakukan upaya untuk mencegah terjadinya SIDS.

Harapannya, anak dapat tertidur lelap saat malam hari dan memiliki energi yang cukup untuk melakukan aktivitas di hari baru. Berikut adalah hal-hal yang sekiranya wajib diketahui oleh Moms and Pops mengenai Sudden Infant Death Syndrome!

Hindari faktor resiko!

Beberapa faktor resiko yang terkait dengan kasus SIDS telah berhasil diidentifikasi oleh peneliti, di antaranya adalah:

1. Faktor Fisik

  • Defek pada struktur otak. Beberapa bayi baru lahir dapat disertai dengan permasalah tak terduga seperti adanya kelainan pada struktur otak, sehingga mempengaruhi kemampuan fungsi otak dalam mengoptimalkan kendali pola pernafasan dan juga pola tidur-bangun.
  • Berat badan lahir rendah. Bayi baru lahir dengan berat badan di bawah normal memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami kelainan struktur otak dikarenakan belum matang secara sempurna sebagaimana seharusnya.
  • Infeksi pernafasan. Sebagian besar bayi yang mengalami SIDS didahului dengan adanya batuk-pilek yang dapat berkontribusi pada masalah pernafasan.

Hari Guru Nasional: Kisah Kiprah Guru Ditampilkan dalam Video Inspiratif, Hadiah untuk Guru Hebat Indonesia

0

Pada Februari 2022 lalu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah meluncurkan Platform Merdeka Mengajar (PMM) bersamaan dengan peluncuran Kurikulum Merdeka.

Platform digital tersebut diperuntukkan bagi semua guru di seluruh Indonesia agar dapat mengembangkan kompetensinya, memperoleh dukungan untuk menciptakan pembelajaran berkualitas, dan berbagi karya inovasi pembelajaran sehingga menjadi inspirasi guru-guru lain.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menyebut bahwa PMM menjadi wadah bagi para guru di Indonesia untuk saling terkoneksi, belajar, sekaligus berbagi praktik baik dalam pembelajaran.

“Terdapat puluhan ribu materi pembelajaran yang kini telah dibagikan oleh para guru dan dapat diunduh secara gratis oleh para guru lainnya,” ungkapnya dalam sambutannya di Puncak Peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2022, Jakarta, Sabtu (26/11).

Baca juga: 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan: BERSATU Akhiri Kekerasan!

Masih dalam sambutannya, Mendikbudristek turut menyampaikan bahwa salah satu strategi pengembangan kompetensi terbaik bagi guru adalah ketika guru bisa belajar dari guru lain yang hal tersebut coba difasilitasi melalui PMM. Hingga hari ini, PMM telah digunakan oleh lebih dari 1,6 juta guru dari berbagai penjuru Indonesia.

Bertepatan dengan momentum Puncak HGN 2022, Kemendikbudristek memproduksi sebuah video khusus Hari Guru Nasional. Video ini diputar perdana sebagai hadiah kepada semua guru hebat Indonesia yang telah berinovasi menghadirkan pembelajaran yang lebih menyenangkan dan membangkitkan semangat belajar peserta didiknya.

Usai pemutaran video, Mendikbudristek memberikan buket bunga kepada para guru yang telah berbagi kisahnya di dalam video inspiratif HGN 2022 sebagai bentuk apresiasi. Keempat guru penerima apresiasi khusus tersebut adalah Pajarwati, Guru Matematika SMPN 16 Kota Tangerang; Riski, Guru SDN Sidotopo 148 Surabaya; Yati Gloria Selides Latelay, Guru Bahasa Inggris SMAN 1 Nekamese, Kabupaten Kupang; dan Eka Widiastuti, Guru Pendidikan Agama Islam SMPN 1 Sungkai Selatan, Lampung Utara. Para guru ini aktif menggunakan PMM guna mendukung proses pembelajaran yang mereka lakukan di kelas.

Dalam video yang diputar perdana di Puncak Peringatan Hari Guru Nasional, Riski yang menjadi guru kelas mengatakan impiannya agar anak didiknya literat, dan dapat memiliki kemampuan berfikir tingkat tinggi melalui membaca. “Saya ingin anak-anak saya suka membaca,” ungkapnya.

Platform Merdeka Mengajar membantu Riski untuk mengembangkan pembelajaran yang menyenangkan dan sesuai kebutuhan peserta didiknya. “Hanya dengan lewat hape, saya bisa berbagi dan sekaligus mencari inspirasi,” ujarnya.

Melalui video “hadiah” bagi guru, salah satu peserta didik Pajarwati bercerita dengan antusias bagaimana Matematika tidak lagi menjadi pelajaran yang menyeramkan karena cara mengajarnya yang seru dan menyenangkan. Guru Matematika SMP Negeri 16 Tangerang ini mencoba menghadirkan inovasi pembelajaran Matematika dengan beragam kearifan lokal, misalnya jajanan pasar.

Inovasi ini dikembangkan Pajarwati untuk memecahkan tantangan beragamnya kondisi dan latar belakang peserta didiknya di kelas. Upayanya membuahkan hasil dengan perubahan sikap peserta didik saat mengikuti pelajarannya.

Ditemui usai kegiatan, Yati Gloria Selides Latelay mengungkapkan kegembiraannya setelah diberikan apresiasi khusus dari Mendikbudristek secara langsung. “Saya tidak menyangka bahwa apa yang saya lakukan di sekolah bisa mengantarkan saya hingga memperoleh apresiasi ini. Hal ini saya maknai sebagai pelecut untuk nantinya dapat berinovasi lebih baik lagi,” ungkapnya gembira.

Salah satu adegan Video Hari Guru Nasional 2022



Yati Gloria menyebut bahwa inovasi pembelajaran yang coba diwujudkannya bertumpu pada semangat dan komitmen kolaborasi antarguru untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan di SMAN 1 Nekamese, Kabupaten Kupang.

Sebagai contoh, alih-alih memberikan soal bahasa Inggris sebagai instrumen uji kemampuan siswanya, Yati justru mengajak mereka membuat video proses meracik minuman herbal dalam bahasa Inggris. Bak peribahasa “sekali dayung, dua—tiga pulau terlampaui”, tugas meracik minuman herbal sendiri sebetulnya merupakan tugas dari mata pelajaran kimia yang juga merupakan kelanjutan dari proses menanam apotek sehat di mata pelajaran biologi.

Senada, Eka Widiastuti menuturkan bahwa PMM telah membantunya memperoleh akses pengembangan kompetensi yang belum pernah ia bayangkan sebelumnya. “Lewat PMM, saya bisa bergabung dalam komunitas mengajar yang mempertemukan saya dengan para guru, khususnya guru-guru senior, yang dari mereka saya bisa banyak belajar,” ungkapnya.

Baca juga: Moms, Ini 5 Sensory Play Sederhana Dimainkan Bersama Si Kecil

Beragam terobosan telah diciptakan para guru Indonesia guna menciptakan pembelajaran yang memerdekakan peserta didik untuk berkembang optimal sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya. PMM membantu para guru tersebut dalam berkarya lebih bagi pendidikan lewat fitur berbagi informasi dan kolaborasi yang dimilikinya. Platform Merdeka Mengajar hadir sebagai teman penggerak Guru untuk menjaga semangat berinovasi dalam mengajar, belajar, berkarya, dan mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Berbagai menu tersedia demi mendukung Guru untuk terus berkembang secara mandiri, mencari berbagai inspirasi dan terhubung bersama semua guru dari Sabang sampai Merauke.

Video apresiasi inovasi guru dapat disaksikan di YouTube Kemendikbud RI dengan judul “Hadiah bagi Semua Guru Indonesia yang Selalu Berinovasi Wujudkan Merdeka Belajar”. Dalam takarirnya tertulis, “Video ini dipersembahkan untuk Bapak dan Ibu Guru dari seluruh Indonesia yang terus bergerak demi mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada murid. Terima kasih dan selamat Hari Guru Nasional 2022”.

Kala Si Kecil Terluka, Bagaimana Pertolongan Pertamanya?

0

Sebaik apapun Moms dan Pops menjaga sang buah hati, peluang untuk terluka selalu ada, terutama di masa-masa ketika anak sudah mulai berjalan. Aktivitas anak selalu tak terprediksi dan terluka bisa menjadi bagian penting untuk membangun sistem kekebalan tubuhnya.

Jadi, Moms dan Pops tidak perlu terlalu membatasi pergerakan anak agar tidak jatuh atau sakit. Justru anak bisa dibebaskan untuk bermain dengan penjagaan seperlunya. Jika pun terluka, Moms dan Pops harus bijak menyikapinya sehingga mental anak terbangun tangguh dan berani.

Ketika anak terluka, tentu saja Moms dan Pops harus sigap mengobatinya. Pertolongan pertama harus tepat dan jangan dicampuri dengan sikap-sikap dramatis.

Mari simak panduan berikut ini agar Moms dan Pops bisa menyikapi anak yang terluka, serta mengambil langkah cepat dan tepat untuk mengobatinya:  

– Basuh Luka dengan Air Bersih

Ketika anak terluka dan mengeluarkan darah, segera bawa anak untuk mencuci luka tersebut dengan air bersih yang mengalir. Cara ini efektif menghilangkan kotoran seperti kerikil, tanah atau pasir yang menempel pada luka. Anak mungkin akan sedikit kesakitan, tapi Moms dan Pops bisa memotivasinya dengan baik sehingga ia belajar untuk menahan rasa sakit.  

Baca juga 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan: BERSATU Akhiri Kekerasan!

– Oles Cairan Antiseptik

Setelah area luka benar-benar bersih, gunakan cairan antiseptik untuk mengobati lukanya. Moms dan Pops harus sedia cairan semacam ini di rumah karena tidak ada yang pernah tahu kapan anak terjatuh dan luka.

Cairan antiseptik bisa dilarutkan terlebih dahulu dengan segelas air. Ambil kapas, lalu oleskan di area luka. Cara ini akan mencegah terjadinya infeksi serta mempercepat penyembuhan. Anak mungkin akan merasa perih dan menangis. Lagi-lagi, Moms dan Pops harus piawai memotivasi anak agar mau diobati dengan benar.

– Tutup Luka dengan Perban

Setelah dibersihkan dan diberi Betadine, darah pada luka kemungkinan besar akan mengering. Lagi pula, tubuh memiliki mekanisme khusus di mana sel darah putih akan membuat darah cepat kering dan pemulihan segera dimulai.

Untuk menjaga luka agar tidak terkena kuman dan kotoran, bungkus dengan perban yang bersih. Jangan terlalu menekan atau merekatkan dengan kuat. Tutuplah luka secukupnya, tapi bisa dengan mudah dibuka karena perban harus diganti setiap hari.  

16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan: BERSATU Akhiri Kekerasan!

0

Dalam rangka memperingati 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 HAKtP) yang dilaksanakan setiap tanggal 25 November hingga 10 Desember, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) pada tahun 2022 ini mengangkat tema “Bersatu Akhiri Kekerasan terhadap Perempuan” yang selaras dengan tema internasional “UNITE! Activism to End Violence Against Women and Girls”.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama melawan dan menolak segala bentuk kekerasan terhadap perempuan.

“Melalui peringatan 16 HAKTP tahun 2022, kami mengajak seluruh pemangku kepentingan agar bersatu dalam upaya memutus mata rantai kekerasan terhadap perempuan di Indonesia, yang saat ini masih menjadi fenomena gunung es. Kepada seluruh perempuan Indonesia Ayo Berani Bicara untuk mengungkapkan kasus kekerasan ini mulai dari sekarang. Jika ada kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, langsung hubungi call center 129 atau whatsapp 08111-129-129. Masyarakat bisa berperan sebagai saksi yang bisa melapor jika melihat ada tindak kekerasan di sekitar mereka. Kami akan mendampingi korban dan memastikan korban mendapatkan layanan yang cepat dan tepat sesuai dengan kebutuhan perempuan dan anak korban kekerasan,” tutur Menteri PPPA dalam keterangan tertulisnya.

Baca juga: Moms, Ini 5 Sensory Play Sederhana Dimainkan Bersama Si Kecil

Kemen PPPA akan mengadakan serangkaian kegiatan, mulai dari lomba video kreatif anti kekerasan, dialog dengan perempuan yang berhadapan dengan hukum, kampanye anti kekerasan terhadap perempuan dan advokasi anti kekerasan terhadap perempuan, khususnya di lingkungan kampus. Dalam rangkaian kegiatan ini juga melibatkan stakeholder terkait, mitra kerja, serta pemerhati isu perempuan.



Berkaitan dengan isu kekerasan terhadap perempuan, Kemen PPPA pada tahun 2021 melakukan Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) dan Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja (SNPHAR).

Berdasarkan SPHPN tahun 2021, tercatat bahwa 1 dari 4 perempuan usia 15-64 tahun pernah mengalami kekerasan fisik atau kekerasan seksual. Sedangkan hasil SNPHAR Tahun 2021 menunjukkan bahwa 4 dari 10 anak perempuan pernah mengalami salah satu bentuk kekerasan sepanjang hidupnya, baik itu kekerasan fisik, seksual ataupun kekerasan emosional.

Data tersebut menggambarkan bahwa permasalahan kekerasan terhadap perempuan dan anak masih menjadi tantangan bersama dan diperlukan sinergi, kolaborasi, serta kerjasama multipihak untuk menyelesaikan permasalahan atas maraknya kekerasan ini, utamanya melalui aksi-aksi pencegahan yang massif.

Perempuan dan anak masih menjadi kelompok yang rentan mengalami berbagai bentuk kekerasan dan perlakuan diskriminatif lainnya.

Beberapa regulasi juga telah diterbitkan sebagai landasan hukum dalam memberikan perlindungan kepada masyarakat dari kekerasan, termasuk perempuan dan anak, seperti Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS), Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga (UU PKDRT), Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang, dan undang-undang terkait lainnya.

Baca juga: 8 Tips Mengasuh Anak Pasca Pandemi

Secara khusus, kehadiran UU TPKS diharapkan dapat menjadi stimulator meningkatnya keberanian korban kekerasan seksual untuk melaporkan kekerasan yang dialami, sehingga mendapatkan akses keadilan dan pemenuhan atas hak-haknya.

Foto utama oleh Nelbali Photography dari Unsplash

8 Tips Mengasuh Anak Pasca Pandemi

0

KOLOM DIGITAL EDUCATION OLEH M. GORKY SEMBIRING

Tanpa terasa, kita sudah menjalani dan berdampingan hidup dua tahun lebih dalam pandemi. Berbagai ragam pengalaman sudah dipetik dan lalui. Ada pengalaman menjadi merasa lebih waspada menjaga diri agar tidak terpapar COVID-19. Juga pengalaman yang membuat kita menjadi terbiasa beraktivitas yang dimediasi teknologi secara daring.

Bersamaan dengan pengalaman konstruktif tersebut, ada juga pengalaman yang menyisakan persoalan yang jika tidak dikenali dan diakrabi dengan baik dapat membuat guncangan baru. Misalnya, secara sosial tentu ada beberapa sisi yang berubah secara frontal. Bayangkan, selama hampir dua tahun terasing secara sosial tanpa kesempatan memadai untuk bersosialisasi.

Tentu saja banyak diantara kita di satu sisi sudah memasuki kenormalan baru. Di sisi lain, sebagai makhluk sosial, juga digoda kembali ke “kodrat” untuk bersosialisasi langsung.

Baca juga: Pentingnya MPASI Bergizi Bantu Anak Cegah Stunting

Bukan sekedar dimediasi teknologi, atau sebatas interaksi dalam dunia maya. Di titik ini, tentu tidak berlebihan akan datang “panggilan” – terutama bagi anak-anak agar kembali ke kondisi “normal” sebelumnya. Ke suasana awal sebelum pandemi.

Timbul pertanyaan: Bagaimana mempraktikkan kebaikan, kasih sayang, dan kesabaran saat kita dan anak-anak akan kembali ke keadaan “normal?”

Kondisi di mana ibu menggendong putranya di luar ruangan sambil tersenyum di ruangan terbuka. Apa lagi bisa menikmati mekarnya bunga di halaman atau bermain di hamparan rumput menghijau. Inilah salah satu contoh keadaan yang hilang selama pandemi merebak.

Namun keadaan ini hendaknya bukan menjadi penghalang untuk secara optimal bergerak maju. Harus percaya akan mampu melewatinya. Pemulihan memang butuh waktu serta kerja keras dan akan dapat dilalui dalam kebersamaan.

Kekuatiran belum tentu membuat kita menderita besok, tetapi kekuatiran bisa merenggut kegembiraan hari ini. Optimis dan positip, itu jalan kita melampaui masa sulit. Terlebih dalam masa pandemi.

Di sisi lain, banyak pula di antara kita yang merasa bahwa keadaan telah membaik. Melakukan tindakan vaksinasi berlapis dan merasa sudah berada di awal dari akhir pandemi. Namun, ini bukan mengatakan kita menganggap selesai dengan tindakan pencegahan kewaspadaan.

Hanya saja ini memang jadi pencerahan di sekitar tepi kehidupan sehari-hari. Sehingga pikiran dan perasaan tentang masuk kembali ke “kehidupan normal” menjadi harapan nyata dan sangat diidamkan.

Seperti apa sikap, tampilan serta respons kita memasuki tahun mendatang?

Seperti yang terjadi selama lebih dari dua tahun terakhir, masih banyak yang tidak diketahui. Bertumpuk pertanyaan terkait soal bagaimana anak-anak pulih dari “trauma” tahun sebelumnya. Hal ini akan menjadi percakapan berkelanjutan.

Secara umum, perkembangan anak menunjukkan ketahanan bawaan kita. Diyakini bahwa memasuki tahun-tahun mendatang, anak-anak akan baik-baik saja. Bahwa mereka akan keluar dari keadaan ini dan akan berbeda dari yang mungkin dialami sebelumnya. Kita juga memiliki keyakinan semua akan baik-baik saja. Harus menjaga kesehatan agar daya tahan tetap tinggi, dengan demikian semua benar-benar sehat, kuat, dan aman.

Foto oleh Artem Beliaikin dari Pexels

Anak-anak akan belajar bagaimana bersosialisasi lagi. Orang tua juga akan belajar bagaimana kembali mempercayai dunia. Mencapai keseimbangan baru tentu membutuhkan kesabaran dan kerja keras. Tetapi, harus percaya ke depan semua kembali cerah sambil tetap waspada.

Seperti banyak aspek lain dari pandemi, ketidakadilan yang melekat dalam masyarakat juga berarti bahwa anak-anak yang sudah berisiko dapat terkena dampak. Sudah hidup di pinggiran sosial-ekonomi atau tanpa figur keterikatan yang kuat dan penuh sebagai akibat dari pandemi. Pastinya membutuhkan lebih banyak dukungan dan bantuan untuk dapat pulih. Terutama bagi keluarga yang terkena dampak terbilang terparah.

Di satu sisi, kita harus menjaga diri sendiri dengan keluarga. Di sisi lain, harus mampu merasakan empati luar biasa terhadap orang lain yang situasinya mungkin lebih sulit. Banyak keluarga, orang tua dalam hal ini, telah melakukan upaya dan hal yang hampir mustahil.

Baca juga: Pops, Ini Peran Penting Kamu Jaga Kesehatan Ibu Hamil, Bersalin dan Pasca Persalinan!

Mengasuh anak kecil merupakan tantangan terbesar di masa pandemi. Ditambah akibat ekonomi yang melambat. Kesulitan beruntun karena faktor eksternal, juga internal memang terasa sangat sulit.

Dari runutan kisah di atas, perlu mempertimbangkan banyak hal, agar saat berupaya kembali ke suasana “normal” kita tetap waspada. Menjaga agar tidak dihinggapi rasa was-was berlebih. Di saat bersamaan tidak pula menganggap ringan keadaan ke depan.

Rujukan membuat renana dan tindakan ke depan adalah penting agar menjadi sinergis. Ini baik untuk orang tua, juga anak-anak. Terutama, agar anak-anak mampu beradaptasi dengan “lingkungan baru” setelah didera pandemi.

395FansLike
11,766FollowersFollow
8,385FollowersFollow
15SubscribersSubscribe